Wednesday, July 29, 2009

Masanya Memilih Jalan Yang Bermadu (18)

Semoga kita saling mengerti...

Cinta di ufuk timur~comel


Bergenang air mataku..membayang kisah yang berlalu pergi..kudusnya seperti awan berarak ..terlakar cerita sebuah perjalanan..adanya ribut adanya damai..namun semuanya indah. Semoga kita saling mengerti...

Kembara utara melakar suatu sejarah tersendiri untuk keluarga G7 nampaknya. Di sebalik perjalanan yang di awalnya banyak sekali perubahan dan halangan..namun kembara ini masih tetap di laksanakan dengan penuh semangat ukhwah dan tarbiyyah.


Telah berkali ku melancong ke utara..menjadikan aku bukan seorang yang asing disini..Perak, Kedah dan Penang..telah ku gambarkan dalam post yang terdahulu. Kedatangan kali ini hanya mungkin biasan dari rasa cinta dan rindu pada ke tiga-tiga buah negeri ini.

putra dan putri

Dari Cheras sampai ke kamunting, kami bertandang . Tiba di Kepala Batas melaksanakan tujuan. Hingga ke Baling tanah bersejarah, jemputan kami penuhi. Semalam bertamu di Alor setar, dek mengembalikan tenaga yang hilang. Akhirnya berakhir di pekan changlun..pekan koboi yang di rindui.

Dalam semua berjalan lancar dan terancang, tetap masih ada sekelumit kesilapan-kesilapan kecil yang terjadi. Sudah alah tegal bisa belaka. Namun jangan di lupa bebat luka yang disimpan tetapkan bernanah. Apabila bonjong nanah memuncak maka meletuslah noda-noda ketakpuashatian dan salah faham di perbesarkan.

Suasana berubah tegang, menjadi setegang urat yang diregang. Masing-masing mula menyalahkan. Kini soal betul atau bukan tidak lagi dipersoalkan. Parut lama yang disimpan dibongkar satu persatu. Tiada di simpan terus ditunjukkan, tidak berlapik tidak disembunyikan.

Aduhai diri yang dipersalahkan..


Begitulah hati bila hiba.. jiwa akan melara sehingga tiada
penghujungnya.


Aduhai diri yang dipersalahkan..


Jangan didusta kata hatimu..kelak kecewa tiada berlagu. Walaupun sudah..tidak ingin ku dusta..namun masih jua aku.. tidak mampu mengiyakannya..andai kecewa kebarangkalian..biarlah jelas jawapannya

Aduhai diri yang dipersalahkan..


Hanya senyuman penawar duka pengubat sengsara. Masih jelas setiap garisan halus, bila senyuman terukir..Oh!! masih jelas... Setiap lekuk penjuru. Menghiasi wajahmu. Waktu kau renung aku..kini, apalah erti senyuman..jika kau lirik dengan benci, apalah erti renungan..jika dihati kau masih menyalahkan. Tetapi ku tetap sabar menanti..agar kau datang membawa pasti..sebuah senyuman penuh berseni..memberikan seribu inspirasi..


Wahai sahabat..

Apakah masih wujud diantara kita slogan ini..”berpisah tidak gelisah..bertemu tidak jemu”. Mungkin kah ada..mungkin kah sudah tiada..di hati-hati kita. Apakah ertinya bertemu andai menyimpan dendam..apalah ertinya berpisah jika tidak di maafkan..namun apakan daya..yang berdendam di salah erti..yang didendam tiada nak mengerti.


Wahai sahabat..

Berikan ku segenggam tabah..
Tidak ku tempa untuk hidup sengsara..sudah hanya suratan nasib yang melata..bagaikan ku menongkah badai bergelora..saat kini ku redah bersendirian..mungkin derita ada hikmahnya..moga terlukis senyum di bibir walaupun lesu..Tetap..tak siapa tahu hatiku.