Dengan nama Allah yang maha Pemurah lagi maha Pengasihani, daku mulakan kata bicara untuk kali ini. Moga-moga sifat Ar-rahman dan Ar-rahim-Nya senantiasa bersemi dihati-hati kita bersama. InsyaAllah Bi'izznillah.
Seketika marilah kita merenung dan beriktibar dari firman Allah dalam kitabNya yang agung; "Demi Masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal soleh, dan berpesan-pesan dengan kebenaran dan berpesan-pesan dengan kesabaran" ~Surah Al-Asrr.
Kesabaran~ ia bukanlah suatu kalimah yang luar biasa yang kita dengari, kekadang sudah luak dan juak kita membicarakan tentangnya. Tiada apalah yang ingin kita dengari darinya, bosan dan membosankan. Tetapi hakikatnya, walaupun sejauh mana kita merasa juak dan jemu dengannya, kalimah sabar@bersabar@membicarakan kesabaran ini hanyalah sesuatu yang dipandang sebelah mata dan biasa bagi kita. Namun, ia hanyalah suatu kemanisan yang tak tergambar oleh mata-mata lendir dan hanya dapat dirasai bagi diri yang telah terdidik dengannya.
Lihatlah sajalah contoh-contoh sebagaimana Bilal bin Raabah alahi salam, dimana beliau diseksa dan diuji dengan seberat-berat ujian ditimpakan keatasnya. Bagaimanapun, berbekal keimanan yang teguh, tauhid yang kudus dan suci, keimanan dan ketakwaaan Bilal sedikit pun tidak tercalar dek seksaan yang penuh azab dan pedih pada pandang kebiasaan orang, tetapi tidak bagi Saidina Bilal, segala seksaan yang ditimpakan kepadanya hanyalah tak ubah seperti ibarat pukulan kanak-kanak kecil yang tak bermaya yang dihempaskan ke setiap pelosok batang tubuhnya jika dibandingkan dengan azab-azab Allah yang Maha dahsyat peritnya. Begitulah Bilal, seorang hamba abdi yang tiada punya apa melainkan ketakwaan dan kesabarannya yang cukup hebat. Kesabarannya yang tinggi adalah dan keimanan yang teguh menjadikannya antara 10 sahabat Rasullulah yang dijamin masuk ke syurga.
"Aiwahh Ya Bilal". Kisah kesabaran Bilal ini terlalu banyak memberi kesan kepadaku. Berusaha menjadi seorang yang bersabar dan bertakwa bukanlah sesuatu yang mudah dan senang bagi insan kerdil sepertiku ini. Kekadang melayan perasaan amarah dan nafsu serakah diri mudah menyebabkan aku menjadi seorang insan yang bengis, ego dan tiada tolak ansurnya. Na'uzubillahiminzalik.
Seketika marilah kita merenung dan beriktibar dari firman Allah dalam kitabNya yang agung; "Demi Masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal soleh, dan berpesan-pesan dengan kebenaran dan berpesan-pesan dengan kesabaran" ~Surah Al-Asrr.
Kesabaran~ ia bukanlah suatu kalimah yang luar biasa yang kita dengari, kekadang sudah luak dan juak kita membicarakan tentangnya. Tiada apalah yang ingin kita dengari darinya, bosan dan membosankan. Tetapi hakikatnya, walaupun sejauh mana kita merasa juak dan jemu dengannya, kalimah sabar@bersabar@membicarakan kesabaran ini hanyalah sesuatu yang dipandang sebelah mata dan biasa bagi kita. Namun, ia hanyalah suatu kemanisan yang tak tergambar oleh mata-mata lendir dan hanya dapat dirasai bagi diri yang telah terdidik dengannya.
Lihatlah sajalah contoh-contoh sebagaimana Bilal bin Raabah alahi salam, dimana beliau diseksa dan diuji dengan seberat-berat ujian ditimpakan keatasnya. Bagaimanapun, berbekal keimanan yang teguh, tauhid yang kudus dan suci, keimanan dan ketakwaaan Bilal sedikit pun tidak tercalar dek seksaan yang penuh azab dan pedih pada pandang kebiasaan orang, tetapi tidak bagi Saidina Bilal, segala seksaan yang ditimpakan kepadanya hanyalah tak ubah seperti ibarat pukulan kanak-kanak kecil yang tak bermaya yang dihempaskan ke setiap pelosok batang tubuhnya jika dibandingkan dengan azab-azab Allah yang Maha dahsyat peritnya. Begitulah Bilal, seorang hamba abdi yang tiada punya apa melainkan ketakwaan dan kesabarannya yang cukup hebat. Kesabarannya yang tinggi adalah dan keimanan yang teguh menjadikannya antara 10 sahabat Rasullulah yang dijamin masuk ke syurga.
"Aiwahh Ya Bilal". Kisah kesabaran Bilal ini terlalu banyak memberi kesan kepadaku. Berusaha menjadi seorang yang bersabar dan bertakwa bukanlah sesuatu yang mudah dan senang bagi insan kerdil sepertiku ini. Kekadang melayan perasaan amarah dan nafsu serakah diri mudah menyebabkan aku menjadi seorang insan yang bengis, ego dan tiada tolak ansurnya. Na'uzubillahiminzalik.